Stres selama kehamilan berkaitan dengan risiko epilepsi pada anak
Stres selama kehamilan memang dapat berdampak pada kesehatan ibu hamil dan juga janin yang dikandungnya. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami epilepsi di kemudian hari.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Epilepsia ini menemukan bahwa ibu yang mengalami stres selama kehamilan memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi untuk memiliki anak yang mengalami epilepsi dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami stres. Penelitian ini melibatkan lebih dari 1,4 juta anak di Swedia yang lahir antara tahun 1973 hingga 2011.
Stres selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf janin, yang kemudian dapat memengaruhi perkembangan otak dan meningkatkan risiko gangguan neurologis seperti epilepsi. Selain itu, stres juga dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh ibu hamil, yang juga berpotensi berdampak pada perkembangan janin.
Untuk itu, penting bagi ibu hamil untuk mengelola stres dengan baik selama kehamilan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres antara lain adalah dengan berolahraga secara teratur, melakukan relaksasi atau meditasi, menjaga pola makan yang sehat, dan berbicara dengan orang-orang terdekat mengenai perasaan dan kekhawatiran yang dirasakan.
Selain itu, penting juga bagi ibu hamil untuk mendapatkan dukungan yang cukup dari pasangan, keluarga, dan tenaga kesehatan agar dapat mengurangi stres selama kehamilan. Dengan mengelola stres dengan baik, diharapkan dapat mengurangi risiko anak mengalami epilepsi di kemudian hari.
Namun, perlu diingat bahwa epilepsi merupakan kondisi medis kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk genetik dan lingkungan. Oleh karena itu, hasil penelitian ini perlu dipertimbangkan secara menyeluruh dan tidak boleh menjadi satu-satunya faktor dalam menentukan risiko epilepsi pada anak.
Sebagai ibu hamil, penting untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan mental selama kehamilan. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan jika mengalami stres yang berkepanjangan atau perubahan mood yang signifikan selama kehamilan. Dengan begitu, dapat membantu mengurangi risiko komplikasi kesehatan pada ibu dan janin.